MAKALAH
PERENCANAAN
PENERAPAN AUTOMASI
PERPUSTAKAAN
Oleh :
SITI FARIDAH, S.Pd. I
............................................................................................................
...........................................................................................
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini, yang berjudul
“Perencanaan Penerapan Automasi Perpustakaan”.
Dengan kemampuan yang ada
penulis telah berusaha semaksimal mungkin agar makalah ini dapat tersusun
dengan baik. Namun demikian penulis menyadari sepenuhnya, terselesaikannya
makalah ini karena adanya bantuan, dukungan, kerjasama dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah
ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah ini
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Tegal, ..................................
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman |
|
HALAMAN JUDUL....................................................................................... |
i |
KATA PENGANTAR..................................................................................... |
ii |
DAFTAR ISI................................................................................................... |
iii |
BAB I |
PENDAHULUAN......................................................................... |
1 |
A. Latar Belakang Masalah........................................................... |
1 |
|
B. Rumusan Masalah..................................................................... |
3 |
|
C. Tujuan Penulisan......................................................................D. Manfaat Penulisan.................................................................... |
3
3
|
|
BAB II |
PEMBAHASAN............................................................................ |
4 |
A. Perlunya Penerapan Sistem Automasi Perpustakaan................ |
4 |
|
B. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Perencanaan Penerapan Sistem Automasi Perpustakaan.............................. |
7 |
|
BAB III |
PENUTUP..................................................................................... |
12 |
A. Simpulan................................................................................... |
12 |
|
B. Saran......................................................................................... |
12 |
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... |
14 |
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dalam UUD 1945 alenia ke-4 dijelaskan, bahwa tujuan
bangsa Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tentunya hal
tersebut sejalan dengan UU No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan yang
menyatakan, bahwa perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian,
pelestarian informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan
keberdayaan bangsa. Demikian pentingnya eksistensi perpustakaan dalam
meningkatkan kecerdasan masyarakat tanpa memandang status sosial, ekonomi,
suku, agama, ras, maupun budaya. Sejalan dengan hal diatas hendaknya
provider-provider jasa layanan informasi menyadari pentingnya informasi dalam
rangka meningkatkan kualitas SDM ke arah yang lebih baik. Peran Perpustakaan
sebagai penyedia informasi tentunya harus disadari oleh pustakawan. Dalam hal
ini, perpustakaan tentunya membutuhkan bantuan teknologi guna mempermudah dan
mempercepat kerja para pustakawan dalam berbagai aspek, seperti pengadaan,
pengolahan, display, sirkulasi/ pelayanan serta perawatan bahan pustaka. Teknologi
sangat berperan penting dalam perkembangan perpustakaan kearah yang lebih maju.
Demi kemajuan perpustakaan tersebut pustakawan sebagai
tenaga pengelola perpustakaan harus memiliki kompetensi, attitude, skill dan
knowledge yang baik serta professional dalam menjalankan tugasnya. Informasi
yang demikian penting, harus terkelola dengan baik guna memudahkan pemustaka
dan pustakawan dalam melakukan temu kembali bahan pustaka di perpustakaan.
Perpustakaan sebagai sumber informasi, harus mampu beradaptasi dengan dinamika
jaman agar tidak mengalami degradasi kualitas yang menyebabkan pemustaka
beralih ke provider jasa informasi lainnya. Dalam hal ini tentu saja juga
dibutuhkan manajemen yang baik guna mencapai apa yang menjadi visi dan misi
perpustakaan. Menurut Terry Dalam Manullang (2004:8), ada beberapa fungsi dalam
manajemen yang sangat penting untuk diperhatikan untuk mencapai hasil yang
maksimal, seperti Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian),
Actuating (pelaksanaan), dan controlling (pengawasan).
Perencanaan sebagai tahap awal kemudian diintegrasikan
dengan pengorganisasian yang jelas, seperti pemberian tugas, wewenang dan
tanggung jawab yang tepat, dalam artian menempatkan orang yang tepat pada
posisi yang tepat (the right men on the right place) sesuai dengan skill dan
kompetensi yang dimiliki. Apabila perencanaan dan pengorganisasian telah dirasa
baik, dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan yang cepat, dan akurat, serta
kemudian harus dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan agar tingkat
kesalahan dan peyimpangan yang terjadi dapat diminimalisir. Untuk saat ini,
perpustakaan sudah berupaya untuk mengintegrasikan semua hal tersebut, termasuk
menerapkan teknologi dalam pengelolaan informasi di perpustakaan. Teknologi
tersebut dikenal sebagai automasi perpustakaan. Automasi perpustakaan berfungsi
untuk memudahkan dan mempercepat kegiatan kerja di perpustakaan.
Lebih lanjut, sistem automasi
perpustkaan atau Library Automation System adalah softwer yang beroperasi
berdasarkan pangkalan data untuk mengautomasikan kegiatan perpustakaan. Pada
umumnya softwer yang digunakan untuk automasi perpustakaan menggunakan model
“relational database”. Database atau pangkalan data merupakan kumpulan dari
suatu data. Dalam perpustakaan paling tidak ada dua pangkalan data yaitu data
buku dan data pemustaka.disebut “relational database” karena dua pangkalan data
tersebut akan saling dikaitkan apabila terjadi transaksi, misalnya pada saat
terjadinya proses peminjaman dan pengembalian buku. Kebanyakan sistem automasi
perpustakaan memisahkan fungsi softwer kedalam program tersendiri yang disebut
dengan modul. Sedangkan modulnya terdiri dari modul pengadaan, katalogisasi,
sirkulasi, serial, dan Online Public Access Catalog (OPAC). Sistem automasi
perpustkaan di Indonesia pada umunya hanya mempunyai tiga modul yaitu
katalogisasi sirkulasi dan OPAC dan ini merupakan modul minimal yang harus
dimiliki oleh perpustakaan untuk kepentingan automasi. Modul-modul tersebut
merupakan sIstem yang sudah terintegrasi sehingga istilah system automasi
perpustakaan juga sering disebut dengan sistem perpustkaan terintegrasi
(Integrated Library System).
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka
rumusan masalah yang diperoleh adalah sebagai berikut.
1.
Mengapa
automasi diperlukan dalam perpustkaan?
2.
Hal-hal apa
saja yang harus diperhatikan dalam perencanaan penerapan sistem automasi
perpustakaan?
C.
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah diperoleh,
adapun tujuan dari penulisan ini antara lain sebagai berikut.
1.
Untuk mengetahui alasan diperlukannya
penerapan sistem automasi perpustakaan.
2.
Untuk
mengetahui hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam perencanaan penerapan
sistem automasi perpustakaan.
D. Manfaat Penulisan
Penulisan ini
diharapkan dapat dijadikan sumber referensi dan dapat memberikan kontribusi
yang positif terhadap perkembangan perpustakaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perlunya Penerapan Sistem Automasi
Perpustakaan
Penerapan Automasi di perpustakaan sebenarnya
bertujuan untuk mempermudah, mempercepat, dan memaksimalkan kerja di
perpustakaan. Ada beberapa jenis-jenis program automasi di perpustakaan, seperti
Winisis, Athenaeum, Slims, dan lain-lain. Terkadang di kalangan masyarakat umum
atau mungkin sebagian kecil akademisi memiliki persepsi yang salah terhadap
automasi perpustakaan. Mereka menginterprestasikan bahwa antara automasi
perpustakaan dengan perpustakaan digital itu sama, padahal sesungguhnya antara
keduanya tersebut berbeda meskipun dari segi teknologi yang dipergunakan
relatif sama.
Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan sebagai berikut:
Digital Library Federation (1995) mendifinisikan perpustakaan digital sebagai
organisasi yang menyediakan berbagai sumberdaya, termasuk staf yang mampu
melakukan pekerjaan menyeleksi, menata, menyediakan akses intelektual,
menginterprestasikan, mendistribusikan, melestarikan keutuhan koleksi karya
digital, termasuk memastikan ketersediaannya dari waktu kewaktu, agar bisa
didapat dengan mudah dan murah oleh komunitas atau sekump ulan komunitas
tertentu (Soelistyowati,2008:1). Sedangkan automasi perpustakaan Menurut
Feather, penerapan automasi perpustakaan sebenarnya lebih tepat apabila disebut
dengan teknologi informasi, yakni teknologi elektronik yang digunakan untuk
pengumpulan, penyimpanan, pengolahan dan pemanfaatan informasi. Dalam hal ini
tidak hanya terbatas pada pemanfaatan perangkat keras maupun perangkat lunak,
tetapi juga tetap melibatkan unsur manusia (Lasa, 2007: 215).
Selanjutnya, mengapa automasi
diperlukan dalam Perpustakaan?
Jika perpustakaan hanya memiliki ratusan judul buku dan puluhan peminjam barangkali automasi perpustkaan belum diperlukan. Namun apabila judul buku yang dimiliki oleh perpustkaan sudah mencapai ribuan bahkan puluhan ribu dan peminjaman sudah mencapai ratusan orang perhari maka automasi perpustakaan sudah sangat diperlukan. Automasi perpustakaan akan meringankan pekerjaan staff perpustakaan dan memudahkan pemustaka dalam memamfaatkan perpustakaan. Singkat kata automasi perpustakaan akan menjadikan pekerjaan dan layanan petrpuistakaan dapat diloaksanakan secara cepat, tepat dan akurat. Seperti sudah disebutkan diatas bahwa penerapan automasi perpustakaan di Indonesia pada umumnya hanya mempunyai tiga modul yaitu katalogisasi, sirkulasi, dan OPAC. Oleh karena itu untuk menjawab pertanyaan diatas tentang mengapa automasi diperlukan dalam perpustakaan? Maka uraian berikut ini akan menjelaskan jawaban dari pertanyaan diatas.
Jika perpustakaan hanya memiliki ratusan judul buku dan puluhan peminjam barangkali automasi perpustkaan belum diperlukan. Namun apabila judul buku yang dimiliki oleh perpustkaan sudah mencapai ribuan bahkan puluhan ribu dan peminjaman sudah mencapai ratusan orang perhari maka automasi perpustakaan sudah sangat diperlukan. Automasi perpustakaan akan meringankan pekerjaan staff perpustakaan dan memudahkan pemustaka dalam memamfaatkan perpustakaan. Singkat kata automasi perpustakaan akan menjadikan pekerjaan dan layanan petrpuistakaan dapat diloaksanakan secara cepat, tepat dan akurat. Seperti sudah disebutkan diatas bahwa penerapan automasi perpustakaan di Indonesia pada umumnya hanya mempunyai tiga modul yaitu katalogisasi, sirkulasi, dan OPAC. Oleh karena itu untuk menjawab pertanyaan diatas tentang mengapa automasi diperlukan dalam perpustakaan? Maka uraian berikut ini akan menjelaskan jawaban dari pertanyaan diatas.
1. Memudahkan
dalam pembuatan catalog; Perpustakaan yang belum menerapkan automasi pada
umumnya harus membuat kartu catalog agar pemustaka dapat menemukan sebuah buku
yang diketahui berdasarkan pengarang, judul, atau subjeknya dan menunjukkan
buku yang dimiliki perpustakaan. Rangkaian kegiatan dalam membuat catalog
secara manual banyak menghabiskan tenaga, waktu dan biaya. Penerapan computer
akan dapat menghemat segalanya proses pembuatan catalog akan lebih mudah, penyajian
buku bagi pemustaka juga akan lebih cepat dan pada giliran akan terjadi
efisiensi.
2. Memudahkan
dalam layanan sirkulasi; Dengan computer pekejaan peminjaman buku dapat
dilakukan dengan cepat dan mudah yaitu hanya dengan menyorot barcode kartu
kemudian menyorot barcode buku selanjutnya memberikan cap tanggal pengembalian
kemudian secara otomatis akan terjadi transaksi.
3. Memudahkan
dalam penelusuran melalui katalog; Automasi perpustakaan akan memudahkan
pemustaka dalam menelusuri informasi khususnya catalog melalui OPAC, pemustaka
dapat menelusur suatu judul buku secara bersamaan.
4. Adanya
tuntutan terhadap mutu layanan perpustakaan; Tuntutan para pemakai perpustakaan
saat ini sangat beragam. Pemakai yang datang ke perpustakaan selain meminjam
buku, mereka juga mencari layanan-layanan lain seperti layanan internet, layana
audio visual, layanan multimedia dan lain-lain. Selain itu pemakai juga
menginginkan layanan aktif perpustakaan berupa layanan penelusuran secara
online dan layanan penelusuran CD ROM dan lain-lain.
5. Adanya
tuntutan terhadap efisiensi waktu; Sebelum adanya automasi perpustakaan,
pemakai mungkin sudah puas dengan layanan penelusuran artikel bila
artikel-artikel dapat ditemukan, sekalipun layanan tersebut memakan waktu
sampai berminggu-minggu. Sekarang pemakai menuntut layanan yang cepat.
6. Keragaman
media informasi yang dikelola; Media informasi yang ada di perpustakaan saat
ini tidak hanya terbatas kepada buku dan jurnal ilmiah saja.
Informasi-informasi lain seperti multimedia, audio visual kini banyak dikoleksi
oleh perpustakaan.
7. Kebutuhan
akan ketepatan layanan informasi; Selain kecepatan dalam memperoleh informasi,
pemakai juga membutuhkan ketepatan informasi yang didapatkannya dari
perpustakaan. Pertanyaan-pertanyaan tentang informasi secara spesifik harus
bisa dijawab secara spesifik pula. Dengan bantuan teknologi komputer
pertanyaan-pertanyaan ini bisa dijawab dengan cepat dan tepat. (Abdul Rahman
Saleh, 1996:158-159).
B. Hal-hal yang Harus Diperhatikan
Dalam Perencanaan Penerapan Sistem Automasi Perpustakaan
Berkaitan dengan perencanaan penerapan sisterm
automasi perpustakaan, ada beberapa unsur atau syarat yang saling
mendukung dan terkait satu dengan lainnya, unsur-unsur atau syarat tersebut
adalah:
1.
Pengguna (users)
Pengguna merupakan unsur utama dalam
sebuah sistem automasi perpustakan. Dalam pembangunan sistem perpustakaan
hendaknya selalu dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna-penggunanya
yang meliputi pustakawan, staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi
serta para anggota perpustakaan. Apa misi organisasi tersebut? Apa kebutuhan
informasi mereka ? Seberapa melek komputerkah mereka? Bagaimana sikap mereka ?
Apakah pelatihan dibutuhkan? Itu adalah beberapa pertanyaan yang harus dijawab
dalam mengembangkan sebuah sistem automasi perpustakaan. Automasi Perpustakaan
baru bisa dikatakan baik bila memenuhi kebutuhan pengguna baik staf maupun
anggota perpustakaan. Tujuan daripada sistem automasi perpustakaan adalah untuk
memberikan manfaat kepada pengguna.
Konsultasikan dengan pengguna untuk
menentukan kebutuhan-kebutuhan mereka. Namun perlu hati-hati terhadap penilaian
keliru yang dilakukan oleh pengguna mengenai kebutuhan dan persepsi tentang apa
yang bisa dan tidak bisa dilakukan oleh suatu sistem komputer . Kebutuhan dapat
dirincikan terlalu banyak atau terlalu sedikit dan kadang-kadang persepsi bisa
juga keliru.
Staf yang bersangkutan harus
dilibatkan mulai dari tahap perencanaan dan pelaksanaan sistem. Masukan dari
masing-masing staf harus dikumpulkan untuk menjamin kerjasama mereka.
Tenaga-tenaga inti yang dilatih untuk menjadi operator, teknisi dan
adminsitrator sistem harus diidentifikasikan dan dilatih sesuai bidang yang
akan dioperasikan.
2.
Perangkat
Keras (Hardware)
Komputer adalah sebuah mesin yang
dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi secara cepat dan tepat.
Pendapat lain mengatakan bahwa komputer hanya sebuah komponen fisik dari sebuah
sistem komputer yang memerlukan program untuk menjalankannya.
Dari beberapa pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa komputer adalah sebuah alat dimana kemampuanya sangat
tergantung pada manusia yang mengoperasikan dan software yang digunakan. Lebih
lanjut, dalam memilih perangkat keras yang pertama adalah menentukan staf yang
bertanggung jawab atas pemilihan dan evaluasi hardware sebelum transaksi
pembelian. Adanya staf yang bertanggung jawab adalah untuk mengurangi
ketergantungan terhadap pihak lain dan menghindari dampak buruk yang mungkin
timbul. Hal lain adalah adanya dukungan teknis serta garansi produk dari vendor
penyedia komputer.
3.
Perangkat
lunak (Software)
Perangkat lunak diartikan sebagai
metode atau prosedur untuk mengoperasikan komputer agar sesuai dengan
permintaan pemakai. Kecenderungan dari perangkat lunak sekarang mampu
diaplikasikan dalam berbagai sistem operasi, mampu menjalankan lebih dari satu
program dalam waktu bersamaan (multi-tasking), kemampuan mengelola data
yang lebih handal, dapat dioperasikan secara bersama-sama (multi-user).
Untuk mendapatkan software kini
sudah banyak tersedia baik dari luar maupun dalam negeri dengan berbagai
keunggulan yang ditawarkan dan harga yang bervariasi. Di perpustakaan software
yang dikenal antara lain CDS/ISIS, WINISIS yang mudah didapat dan gratis freeware
dari Unesco atau dari beberapa perguruan tinggi sekarang telah banyak membuat
dan mengembangakan sistem perpustakaannya sendiri seperti SIPUS 2000 di UGM,
Sipisis di IPB. Masih banyak lagi perguruan tinggi dan institusi pengembang
software yang mengembangkan SIP dengan kemampuan yang tidak kalah sip. Sistem
Informasi Perpustakaan ini difungsikan untuk pekerjaan operasional
perpustakaan, mulai dari pengadaan, katalogisasi, inventarisasi, keanggotaan,
OPAC, pengelolaan terbitan berkala, sirkulasi, dan pekerjaan lain dalam lingkup
operasi perpustakaan.
4.
Kriteria
penilaian software
Suatu software dikembangkan melalui
suatu pengamatan dari suatu sistem kerja yang berjalan, untuk menilia suatu
software tentu saja banyak kriteria yang harus diperhatikan. Beberapa criteria
untuk menilia software adalah sebagai berikut.
a.
Kegunaan : fasilitas dan laporan
yang ada sesuai dengan kebutuhan dan menghasilkan informasi tepat pada waktu (realtime)
dan relevan untuk proses pengambilan keputusan.
b.
Ekonomis : biaya yang dikeluarkan
sebanding untuk mengaplikasikan software sesuai dengan hasil yang didapatkan.
c.
Keandalan : mampu menangani operasi
pekerjaan dengan frekuensi besar dan terus-menerus.
d.
Kapasitas : mampu menyimpan data
dengan jumlah besar dengan kemampuan temu kembali yang cepat.
e.
Sederhana : menu-menu yang
disediakan dapat dijalankan dengan mudah dan interaktif dengan pengguna
f.
Fleksibel : dapat diaplikasikan di
beberapa jenis sistem operasi dan institusi serta maupun memiliki potensi untuk
dikembangkan lebih lanjut.
5.
Network /
Jaringan
Jaringan komputer telah menjadi bagian
dari automasi perpustakaan karena perkembangan yang terjadi di dalam teknologi
informasi sendiri serta adanya kebutuhan akan pemanfaatan sumber daya bersama
melalui teknologi. Komponen perangkat keras jaringan antara lain : komputer
sebagai server dan klien, Network Interface Card ( LAN Card terminal kabel
(Hub), jaringan telepon atau radio, modem. Adapun hal yang harus diperhatikan
dalam membangun jaringan komputer adalah:
a.
Jumlah komputer serta lingkup dari
jaringan (LAN, WAN).
b.
Lokasi dari hardware : komputer,
kabel, panel distribusi, dan sejenisnya.
c.
Protokol komunikasi yang digunakan.
d.
Menentukan staf yang bertanggun
jawab dalam pembangunan jaringan.
6.
Data
Data merupakan bahan baku informasi,
dapat didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili
kuantitas, fakta, tindakan, benda, dan sebagainya. Data terbentuk dari
karakter, dapat berupa alfabet, angka, maupun simbol khusus seperti *, $ dan /.
Data disusun mulai dari bits, bytes, fields, records, file dan database.
Sistem informasi menerima masukan
data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan
hasilnya. Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah
dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan
sebuah penyimpanan data file (data file storage) ke dalam model sistem
informasi; dengan begitu, kegiatan pengolahan tersedia baik bagi data baru
maupun data yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa penerapan automasi perpustakaan sangat bermamfaat baik
pengelola perpustakaan/ pustakawan maupun pemustaka. Adapun mamfaatnya, yaitu:
1. Mengatasi
keterbatasan waktu.
2. Mempermudah
akses informasi.
3. Dapat
dimanfaatkan secara bersama.
4. Mempercepat
proses pengolahan peminjaman dan pengembalian.
5. Memperingankan
pekerjaan.
6. Meningkatkan
layanan.
7. Menghemat
biaya.
8. Menumbuhkan
rasa bangga.
Lebih
lanjut, dalam perencanaannya hendaknya direncanakan secara matang dengan
memperhatikan unsur-unsur yang terkait dalam sistem automasi perpustakaan.
B. Saran
Adapun saran
yang dapat disampaikan berkaitan dengan penerapan sistem automasi perpustakaan,
antara lain sebagai berikut.
1.
Penerapan sistem automasi perpustakaan
harus direncanakan dan dilaksanakan dengan maksimal.
2.
Dilakukannya upaya peningkatan SDM
pustakawan yang masih kurang dalam memahami automasi perpustakaan dengan
memberikan pelatihan singkat.
DAFTAR
PUSTAKA
Ariyus, Dony & Andri K.R.. 2008. Komunikasi data.
Yogyakarta: Andi
Indrakasih, Rohai Inah. 2011. Thesis Implementasi
sistem automasi “senayan” (studi kasus di perpustakaan pusat IAIN Raden Intan
Bandar Lampung). Jakarta:UI.
Lasa. HS. 2005. Manajemen Perpustakaan.
Yogyakarta : Gama Media
-----------. 2001. Leksikon Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
-----------. 2001. Leksikon Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Prosiding.
2008. Kumpulan makalah Konfrensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI 1). Bali.
Undang-undang
Republik Indonesia. 2006. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Majelis permusyawaratan indonesia.
Undang-undang
Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007
Tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Saleh, Abdul Rahman et.al. 1996.
CDS/ISIS Pedoman Pengelolaan Sistem Manajemen Basis Data. Jakarta : CV.
Saraswati Utama
Sulistyo-Basuki. Periodesasi Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1995.
Sulistyo-Basuki. Periodesasi Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1995.
0 komentar