MAKALAH
PENGADAAN
DAN PENGEMBANGAN
BAHAN
PUSTAKA
Oleh :
SITI FARIDAH, S.Pd. I
............................................................................................................
...........................................................................................
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini, yang berjudul
“Pengadaan dan Pengembangan Bahan Pustaka”.
Dengan kemampuan yang ada
penulis telah berusaha semaksimal mungkin agar makalah ini dapat tersusun
dengan baik. Namun demikian penulis menyadari sepenuhnya, terselesaikannya
makalah ini karena adanya bantuan, dukungan, kerjasama dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah
ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah ini
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Tegal, ..................................
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman |
|
HALAMAN JUDUL....................................................................................... |
i |
KATA PENGANTAR..................................................................................... |
ii |
DAFTAR ISI................................................................................................... |
iii |
BAB I |
PENDAHULUAN......................................................................... |
1 |
A. Latar Belakang Masalah........................................................... |
1 |
|
B. Rumusan Masalah..................................................................... |
1 |
|
C. Tujuan Penulisan.......................................................................D. Manfaat Penulisan.................................................................... |
2
2
|
|
BAB II |
PEMBAHASAN............................................................................ |
3 |
A. Pengadaan................................................................................. |
3 |
|
B. Anggaran.................................................................................. |
6 |
|
C. Kebijakan Koleksi....................................................................
D. Seleksi.......................................................................................
E.
Sumber-sumber Pengadaan......................................................
F. Jenis-jenis
Bahan Pustaka.........................................................
G.
Inventarisasi.............................................................................
H.
Penyiangan...............................................................................
|
8
9
10
11
12
13
|
|
BAB III |
PENUTUP..................................................................................... |
14 |
A. Simpulan................................................................................... |
14 |
|
B. Saran......................................................................................... |
14 |
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... |
15 |
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring
dengan kemajuan teknologi yang semakin meningkat, kebutuhan pengguna akan
informasi juga semakin meningkat pula, Teknologi Informasi sekarang telah
menguasai masyarakat, yang dulu hanya mengandalkan buku-buku bacaan sekarang
telah berkembang, para pencari informasi tidak hanya duduk dengan membaca
beberapa buku namun hanya dengan bemodalkan teknologi laptop seseorang bisa
menulusuri jagad raya dengan berbagai macam media yang telah dikemas dengan dalih
perkembangan jaman teknologi informasi semua mudah dan gampang di akses.
Sekarang di dunia maya ( intenet ) dari informasi terkecil sampai terbesarpun
bisa kita cari, dulu buku hanya di cetak di penerbit-penerbit sekarang telah
banyak buku-buku di desain, di upload di internet jadilah yang namanya e-book.
Perkembangan
itu seharusnya menjadi acuan para pustakawan yang berkecipung di dunia
perpustakaan untuk disikapi dengan sikap yang positif, jangan kita mundur untuk
selalu memajukan perpustakaan, jadikan perpustakaan itu menjadi tempat basisnya
informasi yang mudah dan gampang dicari oleh pengguna, untuk itu perlu
disiasati agar perpustakaan tidak ditinggalkan pengguna yakni dimulai dengan
suatu pengembangan/pengadaan koleksi yang benar-benar update.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
dari apa yang telah diutarakan diatas, dapat ditarik pokok-pokok permasalahan
dalam penulisan makalah ini, yaitu; “Bagaimanakah gambaran pengadaan dan
pengembangan bahan pustaka?”
C. Tujuan Penulisan
Selanjutnya berdasarkan rumusan masalah
tersebut, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran
pengadaan dan pengembangan bahan pustaka.
D. Manfaat Penulisan
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak/pembaca, antara lain dijelaskan sebagai berikut.
1.
Bagi
Pustakawan; Diharapkan penulisan makalah ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana gambaran pengadaan dan pengembangan bahan pustaka.
2.
Bagi Instansi
Perpustakaan; Diharapkan dapat menjadi salah satu sumber referensi dalam
rangkan pengembangan perpustakaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengadaan
Pengadaan bahan-bahan pustaka adalah
mengusahakan bahan-bahan pustaka yang belum dimiliki perpustakaan sekolah, dan
menambah bahan-bahan pustaka yang sudah dimiliki perpustakaan sekolah tetapi
jumlahnya masih terbilang sedikit atau kurang. Pengadaan bahan pustaka
merupakan rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan.
Dalam pengadaan bahan-bahan pustaka,
guru pustakawan hendaknya meminta saran-saran, baik kepada Kepala Sekolah,
guru-guru, maupun kepada murid-murid. Permintaan saran tersebut semua keputusan
pengadaan terletak pada keputusan guru pustakawan yang semestinya
mempertimbangkan apa yang sangad dibutuhkan dalam pengadaan bahan pustaka,
keadaan keuangan, sarana dan prasarana perpustakaan sekolah. Hal ini dilaksanakan
dengan tujuan untuk menghindari bahan pustaka yang sebenarnya kurang bermanfaat
bagi pengguna perpustakaan masuk ke dalam jajaran koleksi.
Perpustakaan adalah sebuah
institusi/lembaga pengelola koleksi baik yang bersifat cetak maupun non cetak. Perpustakaan
bukan lembaga lembaga yang mampu menghasikan uang namun lembaga yang
mengeluarkan uang dan sangat membutuhkan uang. Hal ini sangatlah jelas karena
perpustakaan adalah lembaga yang tumbuh dan berkembang baik koleksi, jasa dan
manusianya. Maka dari masalah inilah pustakawan harus memikirkan atau
merencanakan anggaran perpustakaan untuk memenuhi kebutuhannya. Seperti, gaji
staf, keperluan operasional dan penambahan koleksi.
Salah satu yang dibutuhkan dan ini
merupakan berkembang atau tidaknya perpustakaan yaitu pengadaan koleksi, karena
kesediaan koleksi dapat mempengaruhi user. Bagaimana tidak jika perpustakaan
tidak jika perpustakaan tidak menyediakan apa yang dibutuhkan oleh user,
Koleksi yang diinginkan user tidak ada. Oleh karena itulah perlunya pengadaan
banyak koleksi yang sesuai dengan keinginan user. Bagaimana kita bisa
mengetahui apa yang diinginkan user? Itu dapat diketahui dari pelayanan
perpustakaan, maka dari itu biasanya sebuah perpustakaan biasanya memberi
pengumuman “ buku yang sudah dibaca letakkan ditrolli ”, hal ini bermanfaat
agar disampingkan agar pustakawan mudah mengontrol buku agar tidak ditempatkan
user sembarangan juga bermanfaat untuk mengetahui buku mana yang biasa dibaca
user dan dibutuhkan user.
Di dalam tulisan ini sebelum
membahas tentang pengadaan terlebih dahulu membahas tentang anggaran. karena
tentunya untuk mengadakan koleksi tentu perlu anggaran dana dahulu. Dalam
perencanaan pengadaan barang-barang pustaka, ada beberapa langkah yang harus
ditempuh oleh guru pustakawan, langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Inventarisasi bahan-bahan pustaka
yang harus dimiliki.
Untuk
menginventarisasi bahan-bahan pustaka ini guru pustakawan bisa berpedoman
kepada buku induk perpustakaan sekolah. Apabila perpustakaan sekolah tersebut
belum memiliki buku induk maka guru pustakawan harus menginventarisasi semua
bahan-bahan pustaka, dan tentu akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh
sebab itu sedini mungkin semua bahan-bahan pustaka harus dimasukkan ke dalam
buku induk. Selain itu kiranya akan lebih baik apabila penginventarisasiannya
digolong-golongkan menurut subyek atau jenisnya sehingga dapat diketahui
bahan-bahan pustaka subyek atau jenis mana yang terasa sangat dibutuhkan oleh
perpustakaan sekolah.
2.
Analisis kebutuhan bahan-bahan
pustaka.
Berdasarkan
inventarisasi di atas guru pustakawan sudah bisa menginventarisasi bahan-bahan
pustaka yang dibutuhkan. Bahan-bahan pustaka yang dibutuhkan itu yang dimaksud
adalah bahan-bahan yang seharusnya dimiliki atau tersedia di perpustakaan,
tetapi bahan-bahan pustaka tersebut belum dimiliki oleh di perpustakaan
sekolah. Cara yang dapat ditempuh untuk menganalisis bahan-bahan pustaka yang
dibutuhkan adalah membandingkan antara inventarisasi bahan pustaka yang harus
dimiliki dengan hasil inventarisasi bahan-bahan pustaka yang sudah dimiliki.
3.
Menetapkan prioritas.
Apabila
hasil analisis kebutuhan bahan-bahan pustaka menunjukkan bahwa bahan-bahan
pustaka yang dibutuhkan sangat banyak, sementara dana yang ada tidak cukup,
maka perlu dibuatkan prioritas dari seluruh bahan pustaka yang dibutuhkan,
sehingga dapat ditetapkan bahan-bahan pustaka yang mana yang harus segera
diusahakan. Ada beberapa hal yang perlu dijadikan dasar pertimbangan dalam
menetapkan prioritas, antara lain: Kurikulum sekolah; bakat dan minat
murid-murid; pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan murid-murid; tingkat usia
murid-murid; sumber-sumber pengadaan bahan pustaka; peadaan ruang dan peralatan
perpustakaan sekolah yang tersedia; anggaran yang tersedia untuk pengadaan
bahan-bahan pustaka.
4.
Menentukan cara pengadaan
bahan-bahan pustaka
Langkah
terakhir dalam perencanaan pengadaan bahan-bahan pustaka adalah menentukan cara
pengadaannya. Jadi setelah menentukan buku-buku mana yang harus segera
diusahakan, maka ditentukan cara pengadaannya, mungkin dengan cara membeli ,
hadiah, menyewa dan sebagainya. Pada umumnya bahan-bahan pustaka yang berupa
buku merupakan bantuan atau ‘dropping’ dari Pemerintah, tetapi bantuan tersebut
terbatas dan tidak selalu ada, sehingga guru pustakawan dituntut untuk
mengusahakan bahan-bahan pustaka dengan cara lain. Ada beberapa cara yang
ditempuh oleh guru pustakawan untuk memperoleh bahan-bahan pustaka, antara lain
dengan cara membeli, hadiah atau sumbangan, tukar menukar, meminjam dan membuat
sendiri.
B. Anggaran
Anggaran adalah unsur utama. untuk
menjalankan perpustakaan tanpa, anggaran perpustakaan tidak mungkin dapat
dikelola dan dioperasionalkan dengan sempurna, meskipun sistemnya. bagus dan.
pustakawannya. bermutu. Maka, semua pustakawan harus mau dan mampu ikut ambil
bagian dalam perencanaan biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan suatu perpustakaan.
Anggaran dan keuangan keuangan unit informasi tergantung pada status hukum
serta jenis unit informasi. Dengan demikian terdapat perbedaan pula besar
anggaran antara pusat informasi nasional terkomputer dengan perpustakaan
sekolah.
Selanjutnya, butir utama pengeluaran
yang membutuhkan dana adalah sebagai berikut.
1.
Gaji staf dan anggaran yang terkait;
Ini adalah mata anggaran yang paling besar, dan kadang mencapai separuh
anggaran total.
2.
Pengadaan dokumen; Di dalam
perpustakaan biasa disebut pengadaaan koleksi yang menjadi anggaran terbesar
kedua setelah gaji pegawai. Kadang anggaran ini lebih besar dari gaji pegawai.
3.
Pengeluaran untuk pengolahan; Misalnya
penggunaan komputer.
4.
Alat tulis termasuk bahan habis
pakai
5.
Perlengkapan ( perawatan,
pemeliharaan, penggantian).
6.
Premis gedung; Ini menyangkut
masalah pembangunan. Hanya penting untuk unit informasi yang besar saja.
7.
Komunikasi ( menyangkut surat
menyurat, telepon, telex dan angkutan).
8.
Biaya umum ( kebersihan, listrik).
9.
Pengeluaran untuk sub-kontraktor.
Yaitu mata anggaran ini penting bilamana fungsi tertentu ( misalnya pengolahan
computer) dikontrakkan pada badan luar atau bila tugas tertentu yang hanya
dilaksanakan oleh pihak luar berdasarkan kontrak (Sulistyo-basuki:1991:215-216).
Mengenai
alokasi anggaran ini tidaklah sama tergantung perpustakaan misalnya
perpustakaan universitas, 40% anggaran digunakan untuk pengadaan buku dan bahan
pustaka lainnya, 50% untuk gaji pegawai, dan 10% untuk penjilidan, asuransi dan
lainnya. Jadi mengenai anggaran.
Pengembangan
koleksi merupakan proses memastikan bahwa kebutuhan informasi dari para pemakai
akan terpenuhi secara tepat waktu dan tepat guna dengan memanfaatkan
sumber-sumber informasi yang dihimpun oleh perpustakaan. Sumber-sumber
informasi itu tersebut harus dikembangkan sebaik-baiknya sesuai dengan kondisi
perpustakaan dan masyarakat yang dilayaninya. Kondisi lokal ( Faktor intern )
yang mempengaruhi proses pengembangan koleksi menurut Magril and Corbin (
1989:16 ) ada lima hal dalam proses pengembangan koleksi, yaitu:
1.
Masyarakat atau Institusi.
2.
Tujuan dari perpustakaan.
3.
Kelompok masyarakat/masyarakat yang
harus dilayani.
4.
Koleksi yang telah ada.
5.
Sumber daya yang tersedia yang
meliputi sumber daya manusia, dana, bahan yang tersedia, serta alat bantu untuk
indentifikasi dan evaluasi yang tersedia.
C. Kebijakan Koleksi
Pengembangan
koleksi tidak hanya mencakup kegiatan pegadaan bahan pustaka tetapi juga
menyangkut masalah perumusan kebijakan dalam memilih dan menentukan bahan
pustaka mana yang akan diadakan serta metode-metode apa yang akan diterapkan,
kebijakan pengembangan koleksi merupakan alat perencanaan dan sarana untuk
mengkomunikasikan tujuan dan kebijakan pengembangan koleksi. Agar kebijakan
dapat dilaksanakan secara terarah dan tertulis, tanpa adanya kebijakan tertulis
kesalahpahaman akan tejadi sehingga pengembangan koleksi ke arah koleksi tidak
akan terpenuhi.
Qalyubi (
2007 : 78-79) menyatakan kebijakan koleksi tertulis berfungsi sebagai berikut.
1.
Menjelaskan cakupan koleksi yang
telah ada dan rencana pengembangan selanjutnya agar diketahui oleh staff,
pemakai dan dewan pembina.
2.
Memberi Diskripsi yang sistematis
tentang strategi pengelolaan dan pengembangan koleksi yang diterapkan di
perpustakaan.
3.
Menjadi
pedoman bagi para pustakawan sehingga ketaatan dalam proses seleksi dan
diseleksi terjamin.
4.
Menjadi standard atau tolok ukur
untuk menilai sejauh mana sasaran pengembangan koleksi telah tercapai.
5.
Berfungsi sebagai sumber informasi
dan panduan bagi staf yang baru mulai berpatisipasi dalam pengembangan koleksi.
6.
Memperlancar koordinasi
antaranggota, staf pengambangan koleksi.
7.
Memperlancar kerjasama antar
perpustakaan.
8.
Membantu menjaga kontinuitas,
khususnya apabila koleksi besar, serta menjadi kerangka kerja.
9.
Membantu pustakawan menghadapi
pengaduan berkenaan dengan bahan yang telah diseleksi atau ditolak.
10. Mengurangi
pengaruh selektor tertentu.
11. Membantu
mempertanggungjawabkan alokasi anggaran.
12. Menjadi
sarana komunikasi yang baik dengan masyarakat.
D. Seleksi
Seleksi
adalah tindakan, cara, atau proses memilih. Menurut (Magrill and Corbin
:1989:1) proses seleksi merupakan kegiatan untuk mengindentifikasi rekaman
informasi yang akan ditambahkan pada koleksi yang sudah ada. Selanjutnya, langkah-langkahnya sebagai berikut.
1.
Pelaksana seleksi mengidentifikasi
kebutuhan koleksi dalam hal subjek dan jenis materi yang spesifik.
2.
Penentuan alokasi dana pengembangan
koleksi.
3.
Penentuan prioritas kebutuhan.
4.
Penelusuran materi koleksi.
5.
Pelaksana seleksi.
6.
Pustakawan.
7.
Spesialis subjek.
8.
Pimpinan organisasi.
9.
Komisi perpustakaan.
10. Anggota
lainnya.
Selanjutya,
kriteria untuk menjadi penangung jawab pemilihan buku yang baik, antara ain
sebagai berikut.
1.
Mengetahui berbagai jenis bahan
pustaka yang ada di pasaran.
2.
Memahami tujuan dan fungsi
perpustakaan .
3.
Mengenal kebutuhan pengguna
Penyeleksi.
4.
Mengenal prinsip-prinsip seleksi.
5.
Mengenal dan mampu menggunakan alat
bantu seleksi.
6.
Memahami berbagai kendala yang ada.
Menurut
(Sulistyo-Basuki : 1991: 42) menyatakan bahwa kreteria untuk menjadi selektor
harus memiliki kecakapan sebagai berikut.
1.
Menguasai sarana bibliografi yang
tersedia, paham akan dunia penerbitan khususnya mengenai penerbit, spesialisasi
para penerbit, kelemahan mereka, standar, hasil terbitan yang ada selama ini
dan sebagainya.
2.
Mengetahui latar belakang para
pemakai perpustakaan.
3.
Memahami kebutuhan pemakai.
4.
Personel pemilihan bersifat netral,
tidak bersifat mendua, menguasai informasi, dan memiliki akal sehat dalam
pemilihan buku.
5.
Pengetahuan mendalam mengenai
koleksi perpustakaan.
6.
Mengetahui buku melalui proses
membuka-buka buku ataupun proses membaca.
E. Sumber-sumber Pengadaan
Ada beberapa sumber dalam melakukan
pengadaan koleksi atau bahan pustaka, antara lain sebagai berikut.
1.
Pembelian; Cara ini adalah salah
satu upaya perpustakaan untuk meningkatkan jumlah koleksi namun ini semua
tergantung dari anggaran dana yang ada, dan sangat mendukung maka mudah bagi
tim seleksi untuk melakukan proses seleksi dan pembelian buku-buku yang dirasa
perlu.
2.
Hadiah; Menurut (FKBA: 2001:35) Ada
dua perolehan hadiah yaitu hadiah atas usulan dan hadiah tanpa diminta, hadiah
yang diminta sudah melalui proses seleksi sehingga diharapkan sesuai dengan
kebutuhan , sedangkan hadiah tanpa diminta sering tidak cocok dengan tujuan
perpustakaan penerima sehingga perlu diseleksi lebih jauh untuk dijadikan
koleksi perpustakaan.
3.
Tukar Menukar; Kegiatan tukar
menukar koleksi umumnya dilakukan dengan saling mengirimkan terbitan antar
perpustakaan, namun dapat juga dilakukan perpustakaan yang memiliki koleksi
yang dianggap jumlah exemplarnya berlebih pada setiap judulnya. Unit yang
biasanya melakukan proses tukar menukar yakni adalah unit pengadaan.
4.
Wakaf; Pengadaan ini biasanya
dilakukan oleh perpustakaan pondok pesantren, maupun perpustakaan perguruan
tinggi yang basicnya adalah agama, model-nya adalah apabila pemimpin atau kyai
memiliki buku koleksi pribadinya banyak maka alternatif yang dilakukan agar
buku koleksi pribadinya tidak menumpuk di ruang kerja/rumah yakni dengan
mewakafkan koleksi bukunya kepada perpustakaan-perpustakaan.
F. Jenis-jenis Bahan Pustaka
Jenis-jenis bahan pustaka ditinjau
dari bentuk fisiknya, antara lain sebagai berikut.
1.
Bahan-bahan pustaka berupa buku-buku,
seperti buku tentang psikologi, buku Bahasa Indonesia, buku-buku tentang ilmu
pengetahuan sosial, buku-buku tentang agama, buku-buku tentang ilmu pengetahuan
alam.
2.
Bahan-bahan pustaka bukan berupa
buku, seperti surat kabar, majalah, peta, globe, piringan hitam.
3.
Karya Cetak; Karya cetak adalah
hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak.
4.
Terbitan berseri; Bahan pustaka yang
direncanakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Bahan
pustaka yang termasuk terbitan berseri adalah harian (surat kabar), majalah
(mingguan, bulanan dan lainnya), laporan yang terbit dalam jangka waktu
tertentu, seperti laporan tahunan, tri wulanan, dan sebagainya.
5.
Karya Noncetak; Karya noncetak
adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti
buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman
video, rekaman gambar dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan
pustaka ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar.
6.
Karya Dalam Bentuk Elektronik; Dengan
adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan ke dalam media
elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya
diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-ROM player, dan sebagainya.
G. Inventarisasi
Setiap
koleksi yang datang perlu dicatat didalam buku inventarisasi sehingga tiap-tiap
koleksi memiliki nomer inventarisasi sendiri, pencatatan dapat dilakukan dengan
buku folio bergaris yang dipakai dengan kedua sisinya atau menggunakan
kartu-kartu dengan bentuk isian yang telah ditentukan.
Inventarisasi
merupakan suatu kegiatan untuk mencatat pustaka yang menjadi milik
perpustakaan, data bibliografis perlu dicatat secukupnya sebagai bahan
statistik, evaluasi, dan jawaban kuisioner yang tidak boleh dilupakan disini
adalah memberi cap tanda milik perpustakan, karena prosedur awal yang dilakukan
oleh pustakawan yang terlibat dalam proses inventarisasi adalah memberi stempel
pada buku, baik stempel berkenaan dengan tanda milik perpustakaan, stempel
register buku, dan perlengkapan-perlengkapan lain seperti lidah buku, label.
Pemberian stempel ini di bubuhkan di halaman-halaman yang telah ditentukan
sesuai dengan kebijakan perpustakaan itu sendiri.
H. Penyiangan
Kebijakan
khusus perlu dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara tempat, koleksi yang
selalu bertambah dengan koleksi yang dibutuhkan oleh pengguna. Kebijakan
tersebut diwujudkan melalui kegiatan penyiangan. Penyiangan merupakan
pemindahan koleksi dari koleksi aktif perpustakaan dengan tujuan menyingkirkan
atau mengirim ke tempat penyimpangan. Koleksi yang jarang digunakan dapat
dikirim ke tempat penyimpanan sehingga dapat mengurangi masalah tempat dan
membuat pelayanan koleksi menjadi mudah. Pengguna lebih mudah menemukan bahan
pustaka yang up to date dan menarik. Koleksi perpustakaan disiangi karena
faktor isi yang sudah tidak menarik atau kuno, kondisi fisik yang secara umum
tidak sempurna, misalnya sobek, dicoret-coret. Selain itu pola pemakaian
koleksi yang kecil frekuensinya atau menurun dapat dijadikan alasan mengapa
subuah koleksi disiangi. Atau bisa juga kombinasi dari ketiga faktor tersebut
menjadi alasan penyiangan koleksi.
Tujuan dari
dari penyiangan untuk membasmi buku yang tidak terpakai lagi. Bisa dengan
mengberikan kepada perpustakaan yang lain yang koleksinya belum memadai atau
masih kurang. Sehingga mempermudah penulusuran buku yang sering dipakai.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Cara
pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan dengan membeli, hadiah, hibah, menyewa
dari perpustakaan sekolah lain, dan sebagainya. Namun semua harus berkaitan
erat dengan anggaran, karena tidak selamanya pengadaan bahan pustaka diperoleh
melalui jalan bantuan dari pihak tertentu.
Pengadaan
bahan pustaka adalah sesuatu yang penting di dalam sistem perpustakaan, karena
mampu menunjang serta memperbarui bahan pustaka yang sudah tidak terguanakan
ataupun rusak.
Pengadaan
pustaka haruslah seimbang dengan update perkembangan pendidikan di
sekolah-sekolah.
B. Saran
Pelayanan
pengadaan bahan perpustakaan lebih ditingkatkan lagi baik itu buku-buku koleksi
dan buku penunjang lainnya agar informasi yang ada di perpustakaan sekolah
lebih dapat berkembang bagi siswa-siswi warga sekolah. Dengan adanya bahan
pustaka yang memadai siswa dapat belajar dan mencari informasi yang diinginkan.
Bahan pustaka yang dapat menunjang kegiatan belajar siswa adalah bahan pustaka
yang secara terus-menerus ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Oleh karena
itu pengadaan bahan pustaka perlu terus dibenahi dan dikembangkan pengadaannya
di dalam lingkungan perpustakaan sekolah.
DAFTAR
PUSTAKA
Evans, G. Edward. 1995. Developing
Library and Information Centre Collection 3. Colorado: Libraries unlimited.
Forum kajian budaya dan Agama. 2001.
Pedoman Pengelolaan Perpustakaan Madrasah. Yogyakarta. BEB.
Indonesia, Departemen Agama. 2003.
Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan di Pondok pesantren. Jakarta.
Ditkekapotren Depag.
Magrill, Rose Mary and John Corbin.
1989. Acquistion management Collection Developmentin Libraries. Chicago.
American Library Chicago.
Qalyubi, Syihabuddin. 2007.
Dasar-dasar ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta. Jurusan Ilmu
perustakaan fakultas Adab.
Sulistyo-basuki. 1991. Pengantar
Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Yulia, Yuyu,. 1994. Pengadaan Bahan
Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka.
0 komentar